Sabtu, 16 Juli 2011

SMALANE yang saya ingat*

sebelum saya mulai basa-basinya. Saya ingin mengingat diri saya terlebih dahulu.
yaa.. penuh dengan intrik. namun setidaknya saya belajar. Belajar, dan SANGAT banyak belajar.

tulisan ini bermula dari sebuah bentakan di lorong bangunan yang pada era 1940an kerap disebut Hogere Bugereschool Surabaya atau HBS Surabaya, saat itu saya mendapati diri saya setengah mati menahan peluh akibat bentakan para senior. Kesan pertama sejak saya masuk lorong itu, saya yakin bahwa lorong itu keramat dan bukan orang sembarangan yang melangkah mengenakan pin smala di lorong ini.

Surabaya, Sabtu, 17 Juli 2007
sebelumnya, kami satu angkatan SMA Negeri 5 Surabaya tahun ajaran 2007 dibariskan dengan suara lamat-lamat senior yang berasal dari megaphone. Melihat air muka para "mbak-mas", saya yang tadinya bergurau memutuskan untuk serius. hmmmhh.... beban mental rasanya.
tadinya gurauan saya beserta teman-teman cukup keras. maklum, saat itu pagu SMAN 5 Surabaya hampir 75% diisi oleh rekan-rekan sealmamater saya dari SMPN 1 Surabaya.

tidak lama setelah itu kami masuk sebuah ruangan, dahulu masih berbentuk seperti bioskop lengkap dengan layout "undak-undakan" pada bangku kelasnya. Saat itu, saya diminta untuk mengisi kuisioner yang ternyata test karakter.. Alhamdulillah mendapat huruf K pada nametag saya. ketika saya bertanya pada mbak-mas apa arti  huruf tersebut, jawabannya hanya anggukan kepala dan "kelak kamu mengerti dek"

well, hari itu saya keluar dari ruangan, jalan-jalan di lorong, kagum dengan arsitektur kuno sekolah saya, mengangkat bawaan berat, bangga dalam hati, menjawab terbata-bata, berkeringat, mengecek kerapian, mendapat banyak tugas, menu makan buat esok hari dan tentu saja, dengan bentakan keras senior. hari itu saya bahagia, bangga, namun ada perasaan ragu yang cukup mengganggu hari-hari saya.

satu hal yang saya pertanyakan saat itu,"perlukah kami dibentak?"


Surabaya, Senin, 19 Juli 2007
berkenalanlah saya dengan mbak Azizah Nasution, seorang cantik dengan perangai lemah lembut. belakangan saya ketahui beliau belajar di Manajemen UNAIR. beliau adalah kakak wali kelas kami. Selain itu ada pula mas Muhammad Ramadhani, seorang tegas dengan kawat gigi. belakangan saya ketahui beliau telah sukses menempuh karir di bidang politik. beliau adalah pembimbing kelas kami.

keduanya memperkenalkan kami pada aroma lantai, batu, dinding sekolah kami yang membisikkan
"smalane suci dalam pikiran, smalane benar jika berkata, smalane tepat dalam tindakan, smalane dapat dipercaya." 

bisikan itulah yang kami nyanyikan setiap kami jalan keluar lorong, setiap diklat, setiap mau makan, setiap apapun!. rekan sejawatku baru saja mengingatkan bahwa itulah mars smalane. mars yang selalu terngiang di gendang telinga saya walaupun telah ribuan kilometer saya meninggalkan lantai, batu, dan dinding SMAN 5 Surabaya. mars inilah yang membuat tegak kepala saya ketika tertunduk lesu. mars ini adalah awal bagi hidup baru saya.

di hari itu saya dipilih menjadi ketua kelas.
dan di hari itu pula saya diberi lagu baru yang tak kalah menyulitkan untuk dihapal
kami pemimpin bangsa tak kenal kata menyerah, walaupun lelah, letih melanda.
badan ditegakkan lihat lurus ke depan, dengan semangat baja.
jangan hiraukan tipu daya kemalasan.
pikiran jernih.
hati pun bersih.
dengan petunjuk tuhan yang maha pengasih meraih terus prestasi, prestasi!
saat-saat bersenandung lagu "kami pemimpin bangsa" itulah saat dimana saya yakin, saya tidak perlu malu lagi menundukkan kepala karena saya tidak mampu. tidak mampu berarti bagi saya belum bisa dan harus belajar. bukankah itu kita, Hey para SMALANE?
SMALANE setahu saya adalah pembelajar sejati, mereka yang tak lekang oleh sekedar bentakan, hujatan, bahkan ancaman demi hasrat untuk belajar. mereka haus akan prestasi. gengsi bagi mereka adalah gengsi akademis. dan belakangan saya sadari, itulah kenapa saya dibentak.

saya dibentak oleh senior karena...
saat itu saya belum punya apa yang saya sebut gengsi akademis, gengsi yang melebihi gengsi lain di sekolah lain serta mental yang cukup kuat untuk mengasah ilmu di perguruan SMAN 5 Surabaya.


dan saat ini, ketika jaket almamater berwarna kuning berhiaskan bordir makara abu-abu saya kenakan, saya merindukan bentakannya. 


Surabaya, Rabu, 21 Juli 2007
dan derai air mata pun meluncur. Sesaat setelah pin kebanggan tersemat di dada kami. Susah payah kami lewati tiga hari tanpa henti berujunglah pada kebahagiaan berarti.

mereka, para senior seraya berucap,"kami titip smala ya dek..."
diiringi linangan air mata. tanpa sadar, saya yang menahan tangis pun meledak. 
tak kuasa hati menahan keharuan. bagaimana tidak, kami dititipi amanah yang besar. sebuah tradisi berprestasi dari awal terciptanya SMAN 5 Surabaya.

*meskipun sebagian menganggap ini drama. saya selalu memasukkan dalam hati pesan-pesan yang disampaikan. saya selalu berdoa, agar mereka yang menganggap semua itu drama dibukakan pintu hatinya.

Surabaya, Kamis 16 Agustus 2007
Hingar bingar membahana dari lapangan sekolah kami. para lelaki kelas kami berubah menjadi sekumpulan penari dengan make-up berbahan cat air, bedak dan segala rupa aksesori yang semakin membuat kami terlihat seperti suku indian apache. *Oia, dengan celana dan baju pinjaman tentunya

di hari itu, keletihan para wanita menyisir rajutan tali rafia berbayar lunas. hari itu mungkin adalah ujung rangkaian pasca perisai (pekan orientasi almamater lima) tahun itu. hari itu adalah saat-saat puncak PHPRI 2007, peringatan hari proklamasi republik Indonesia 2007. setiap generasi *(saya fourte4m) berlomba. ada satu yang unik di hari itu. keajaiban tersebut adalah "LOMBA CHEERLIAR"

di hari itu kami menari, menggoyang pompom, kalap menghapalkan gerakan, dan sekaligus menahan malu. tapi siapa sangka hal itu membawa sesuatu yang baru bagi saya.

beberapa hari sebelum itu, kami rapat, kami berdiskusi dengan para senior. setahun diatas kami, dua tahun diatas kami, bahkan atasnya hingga atasnya lagi. tiada henti!
saya mengapresiasi pola kerja kami. meskipun sama sekali tidak efektif dan efisien seperti yang saya pelajari saat ini, tapi setidaknya saya belajar. saya belajar bergaul dalam komunitas. dalam tim, dan dalam sebuah kelas yang pada akhirnya saya samakan dengan keluarga saya sendiri.

saya mencintai mereka. teman-teman sejawat yang rela berpanas ria berlatih, angkat bangku. senior yang tegas membimbing kami. semua tiada henti. semua dilingkungan SMAN 5 Surabaya bahu-membahu saling belajar dan mengajari. hal yang tidak saya temukan di lingkungan berhutan di Depok yang lembab ini.


Kampus UI Depok, 2 Juli 2011
sesaat setelah merampungkan mahakarya maestro sastra Indonesia, Pramoedya Ananta-Toer yang berjudul "Aarde der Mensen" (Bumi Manusia, edisi Belanda) saya tercenung.

disitu diceritakan, seorang pribumi ningrat yang bersekolah di "Hogere Bugereschool Surabaya" bernama Mingke mulai belajar dan beranjak dewasa. dalam roman tersebut dikisahkan bahwa lulusan HBS Surabaya pastilah manusia-manusia unggul. Entahlah, saat ini? saya khawatir jika asumsi itu sudah lagi tak berlaku...

dalam ceritanya, bumi manusia menonjolkan sisi emosional dan intelijensi Mingke. Mingke yang seorang lulusan HBS, Pribumi, serta beristri berdarah Indo mulai menunjukkan nasionalismenya. Ia memulai, menjadi pembaru dalam aliran pemikiran di jamannya. belakangan saya tahu, karakter Mingke merupakan adaptasi dari tokoh Raden Mas Tirto Adhi Djokomono Soerjo, seorang bapak pers Indonesia yang juga pendiri Sarikat Dagang Islam. Beliau luar biasa, sama luar biasanya dengan generasi penerusnya seperti Ir Soekarno, Try Sutrisno, Roeslan Abdulgani dan masih banyak lagi.

semoga saja, kami yang generasi MTV ini masih sama luarbiasanya dengan mereka. sekalipun tidak, patutlah kami berbangga memiliki kakak seperguruan macam mereka. saya berdoa agar adik-adik saya disana bisa lebih hebat dari kami yang telah tua ini. minimal agar mereka yang berduaratus itu insyaf bahwa negerinya sedang porak poranda.

dan lalu sesaat gelap.....











sesaat di hari itu saya terlelap didepan MacBook Pro yang masih siaga menyala.
saya terbangun dengan suara2 lamat-lamat bentakan mbak-mas di SMAN 5 Surabaya.

"DEK, MANA SALAMNYA DEEKK!!!"
"Siap, Maaf mbak. SELAMAT PAGI MBAK..."

"PAGI..."
dan suara pintu terbanting terdengar lantang ditelinga.

saya terbangun.
saya mengingat-ingat lagi momen empat tahun silam ketika saya dibentak.
dan saat ini, saya menyelesaikan tulisan ini. hanya untuk SMALA. hanya untuk generasi yang lebih baik. hanya untuk kalian yang masih kuat mental dan tidak lekang oleh bentakan


dan semoga sekedar tulisan saya ini bermanfaat bagi semua.
"sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi umatnya"

(HR. Thabrani dan Daruquthni)



*Oleh: 
Dimas Budisatyo Yudho Prakoso
Mahasiswa Manajemen Universitas Indonesia

11 komentar:

  1. Subhanallah, luar biasa

    BalasHapus
  2. SMALA !!! moga angkatan selanjutnya bisa membawa asumsi yang disebutkan di atas !!!!

    BalasHapus
  3. amiin... semoga generasi SMALA saat ini bisa lebih baik dari sebelumnya dan terus adanya perbaikan

    BalasHapus
  4. salut sama yg bikin tulisan ini...

    BalasHapus
  5. Lagu yang paling bikin detak jantung ini bergetar hebat adalah saat menyanyikan lagu INDONESIA RAYA dan MARS SMALA ..

    BalasHapus
  6. Wih 4team juga ya mas

    BalasHapus
  7. Open Invitation Rakernas - Munas - Reuni Ikasmanca
    untuk seluruh angkatan alumni SMAN 5 Surabaya
    undangan ini berlaku untuk seluruh angkatan
    tanggal 2 oktober 2015 sore di SMAN 5 Surabaya
    tanggal 3 oktober 2015 pagi di DBL Arena Surabaya
    CP : 08883537700 - 03133007119

    https://www.youtube.com/watch?v=2Dfraz38C60
    bantu sebarkan bagikan video ini ya teman2 semua

    BalasHapus
  8. disaat saya terpuruk akan tugas-tugas, lalu saya temukan karya ini. membuat saya ingat lagi bagaimana bentuk masa depan saya yang sedang saya ukir di SMALA. terima kasih

    BalasHapus
  9. Tetap semangat mas, kami sebagai smalane akan terus berjuang demi smala yang lebih baik mas. Tetap semangat mas!

    BalasHapus