Sabtu, 18 Juni 2011

Smala Sekolah Unggulan, Benarkah?*

Bismillahirahmannirrahim

SMA Negeri 5 Surabaya, hampir bagi setiap pelajar SMP baik negeri ataupun swasta di Kota Pahlawan adalah suatu sekolah yang tak asing lagi bagi mereka. Iya, bahkan masyarakat Surabaya memberikan predikat ‘sekolah unggulan’ pada sekolah yang terletak di Jl. Kusuma Bangsa No. 21 ini. Sekalipun ada beberapa orang yang tidak mengetahui letak bangunan fisik sekolah ini mereka akan segera tahu ketika kita mengatakan “SMA Komplek” kepada mereka. Hampir sama dengan gelar yang disandang oleh SMA Negeri 5, SMA Komplek ini juga mendapat gelar sebagai sekolah-sekolah unggulan yang ada di kota Surabaya. Pertanyaanya, benarkah predikat itu semua? Dan bagaimana dengan SMA Negeri 5?

Jujur, setiap pertanyaan di atas hampir tidak sanggup saya jawab dengan objektif sampai akhirnya saya duduk di bangku SMA Negeri 5 Surabaya. Ternyata benar, semua sekolah di kawasa komplek ini memiliki input yang bagus. Input ini adalah para pelajar SMP di kawasan Surabaya dan sekitarnya yang berhasil meraih hasil UN yang tinggi. Apalagi untuk SMA Negeri 5, nilai yang tinggi di UN menjadi syarat mutlak untuk bisa menempuh pendidikan di sekolah ini sebelum akhirnya sekolah ini menjadi RSBI. Sebab setelah menjadi RSBI, sekolah ini mematok nilai UN dengan rata-rata 8,5 sebagai nilai minimum untuk mengikuti seleksi masuk RSBI.

Lalu apa hanya nilai UN sajakah yang membuat sekolah ini pantas menyandang gelar sekolah unggulan?



            “Selamat Datang Calon Pemimpin Bangsa” itulah kalimat  yang menyambut ketika saya mengikuti MOS untuk hari yang pertama. Dari awal ini saja saya langsung bertanya-tanya dalam benak saya, “Calon Pemimpin Bangsa? Bagaimana bisa remaja yang masih mengenakan seragam putih abu-abu sudah memikirkan hal ini?”. Sebagian besar dari kita pasti setuju bahwa anak remaja SMA identik dengan belajar,  latihan mengerjakan soal, mengikuti les di LBB, nonton di akhir pekan, bermain basket di DBL atau sekedar menjadi penonton, hadir di setiap acara pensi yang mengundang band-band ibu kota, atau bahkan hang out bersama pacar atau teman-teman di mall. Tapi mengapa sekolah ini belum apa-apa sudah menyebut kata ‘bangsa’ ? yang notabenya kata ini umum dikeluarkan oleh orang-orang berjas (birokrat ataupun politisi) yang sering kita tonton di televisi atau oleh orang-orang ‘tempo doloe’ yang pernah kita baca di buku-buku sejarah. Mungkin ada yang salah dengan otak anak SMA Negeri 5 pikir saya waktu itu.

            Sang Waktu pun akhirnya menjawab. Setelah hampir tiga tahun menimba ilmu di almamater tercinta ini saya mendapat sebuah jawaban atas pertanyaan ‘Apakah sekolah ini pantas menyandang gelar sekolah unggulan?’. Dengan yakin,jujur dan tanpa tekanan pihak manapun saya menjawab “Iya!”. Jawaban ini berdasarkan fakta yang bisa dipertanggung jawabkan. Bagaimana tidak, ternyata input nilai UN yang tinggi bagi SMA Negeri 5 adalah sesuatu yang biasa bagi sekolah ini atau bisa dikatakan ‘biasa-biasa saja’. Di balik itu ternyata sekolah ini menyimpan segudang prestasi yang akan membuat kita berdecak kagum atau mungkin sampai tidak percaya.

            Dalam hal akademis, SMA Negeri 5 sering menjadi perwakilan propinsi Jawa Timur untuk Olimpiade Sains Tingkat Nasional dan juga beberapa kali mewakili Indonesia di ajang internasional. Dari situ saja, sekolah ini sudah berhasil mendapatkan berbagai medali. Belum lagi dari lomba-lomba yang sering diadakan oleh berbagai PTN seperti ITS, Unair, Unesa, IPB, bahkan ITB dan UI baik dalam tingkat regional ataupun nasional. Tak hanya dalam mata pelajaran IPA, dalam berbagai lomba dengan mata pelajaran IPS pun sekolah ini sering berhasil meraih penghargaan.

Saya pikir ini bukanlah media yang tepat untuk menjabarkan satu-satu berbagai penghargaan yang berhasil sekolah ini dapatkan. Sebab saya pernah mencoba menuliskan berbagai penghargaan yang pernah diraih sekolah ini selama beberapa tahun terakhir dengan syarat mulai dari lomba tingkat propinsi, artinya lomba-lomba yang hanya tingkat kota tidak saya cantumkan. Dan hasilnya, membutuhkan satu lembar kertas kosong untuk menuliskan semuanya sampai penuh!

            Dalam bidang non akademis sekolah ini beberapa kali menjuarai kejuaraan olah raga baik tingkat regional atapun internasional. Sayangnya saya malas menuliskan semuanya satu-satu. Biar lebih familiar, sebagai contoh saya ambil contoh dalam bidang basket. Tahun lalu tim basket SMA Negeri 5 menjadi finalis di berbagai kejuaraan basket antar SMA di tingkat kota Surabaya. Sedangkan di DBL, tim basket cowok sekolah ini berhasil melaju sampai babak semi final. Satu lagi, Tim Paduan Suara Gita Smala atau disingkat PSGS telah menjuarai lomba yang diadakan di Penang, Malaysia. Masih banyak lagi prestasi non akademis yang ditorehkan seperti lomba entrepeneurship, karya ilmiah remaja, robotika. Dan jangan heran jika ada murid SMA Negeri 5 ini yang berhasil meraih keuntungan dengan bernain saham. Percayalah itu semua ada!

            Selain bidang akademis dan non akademis, ada satu hal lagi yang perlu kita perhatikan di SMA Negeri 5 Surabaya ini. Yaitu soft skill, atau bagi yang masih merasa asing dengan istilah ini bisa menyebutnya dengan keterampilan hidup. Apa maksudnya? Jadi begini. Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti membutuhkan keterampilan hidup agar tetap bisa bertahan. Tidak sekedar nilai yang kita dapat di raport sewaktu masih menempuh pendidikan formal saja yang kita butuhkan. Dan keterampilan hidup inilah yang akan mengantarkan seseorang untuk menjadi pribadi yang luar biasa di dunia ini. Di tempat inilah, di SMA Negeri 5 Surabaya, tempat dimana seseorang pelajar yang masih berseragam putih abu-abu mengenal, belajar, dan mengaplikasikan berbagai keterampilan hidup seperti bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain, berbicara di depan umum, bernegosiasi, menghadiri atau memimpin rapat, berdagang, dan tentunya berorganisasi. Oleh karena itu, jangan heran ketika kita mendapati Smalane(sebutan kami) jarang sekali langsung pulang ke rumah ketika bel tanda berakhirnya pelajaran sudah berbunyi. Mereka akan sibuk dengan berbagai agenda seperti rapat, sidang, syuro’(bahasa kerennya anak SKI untu rapat) dan pergi mencari sponsor atau donatur untuk sebuah kegiatan. 

            Kembali pada kata ‘bangsa’. Lalu apa hubungan penjelasan di atas dengan kata itu? Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa banyak sekali kegiatan anak SMA Negeri 5 ini yang sudah menyentuh hati baik dari dalam ataupun luar sekolah ini. Iya, karena di sini kami tidak dididik untuk menjadi pelajar egois yang hanya memikirkan nasib dirinya sendiri. Tapi kami terdidik untuk menjadi pelajar yang juga memikirkan sesama, negara dan bangsanya. Ketika banyak pelajar SMA bertanya-tanya tentang siapa band yang akan menduduki peringkat pertama di acara ‘Inbox’ maka beberapa Smalane sudah memperdebatkan siapa tokoh pengganti Husni Mubarak ketika terjadi Revolusi di Mesir, Ketika banyak pelajar SMA yang menghabiskan banyak waktunya untuk nongkrong di pinggir jalan maka Smalane sedang sibuk mencari donatur dan sponsor untuk kegiatan khitan massal gratis untuk golongan yang tidak mampu. Ketika pelajar SMA lainnya sibuk bermain game maka Smalane sedang stress karena harus mempersiapkan dirinya mewakili sekolah untuk berlomba. Dan ketika sebagian besar pelajar SMA bertanya ‘Aduh, ngapain ya enaknya? Gak ada kerjaan,nih’ maka diantara kami justru bertanya ‘Kapan ya liburnya terus gak ada kegiatan?’ karena begitu banyaknya agenda yang smalane punya dalam suatu waktu. Lalu bagaimana hasilnya? Apakah benar-benar memimpin bangsa? Saya ambil bukti kecilnya saat ini, Pak Wisnu Wardhana selaku Ketua DPRD Surabaya dan Ibu Walikota Surabaya Tri Rismaharini adalah alumni SMA Negeri 5 Surabaya. Menurut beberapa sumber sejarah disebutkan bahwa tokoh bangsa HOS Tjokroaminoto selaku guru besar Ir. Soekarno ketika masih muda dan Ir. Soekarnoe sendiri adalah dua orang yang dulu pernah ada di SMA Negeri 5 namun saat zaman kolonial itu sekolah ini mempunyai nama yang lain. HOS Tjokroaminoto bekerja sebagai guru dan Ir. Soekarno masih menjadi murid kala itu. Apabila sumber sejarah ini benar berarti sekolah ini benar-benar telah mencetak pemimpin bangsa. Jadi kalimat sambutan yang berbunyi “Selamat Datang Calon Pemimpin Bangsa” saat itu bukan bualan semata.

            Guru juga menjadi faktor penentu dalam gelar sekolah unggulan yang SMA Negeri 5 telah disandang. Banyak guru yang luar biasa di sini, mereka mengajarkan banyak hal selain yang tertera dalam buku teks pelajaran. Mereka tak hanya mengajar namun mereka juga mendidik. Mereka mengajak Smalane untuk berpikir ke depan, untuk memikirkan masa depan hidupnya dan juga masa depan negaranya. Jadi tidak heran jika salah satu pengajar di sekolah ini pernah berkata kepada murid-muridnya ketika sedang mengajar di kelas ‘Saya akan memberikan nilai berapapun yang kalian inginkan tapi saya meminta satu syarat. Saya titipkan negara ini kepada kalian!.” Dan masih banyak kalimat motivasi yang guru-guru SMA Negeri 5 berikan kepada muridnya.

            Mohon diperhatikan! Selain berbagai kelebihan di atas, sekolah ini juga tentu memiliki kekurangan di sana-sini yang perlu dibenahi. Karena saya yakin, tidak ada sekolah manapun yang sempurna di dunia ini. Dari penjelasan saya sebelumnya apabila terdapat beberapa majas yang (mungkin) hiperbola, ataupun fakta yang kurang tepat saya mohon maaf dengan didasari rasa tidak merendahkan sekolah manapun baik negeri ataupun swasta. Saya yakin tiap sekolah memiliki keunikan dan kelebihan masing-masing. Saya juga tidak memaksa seluruh adik-adik yang masih SMP untuk harus memilih SMA Negeri 5 Surabaya sabagai pilihan pertama. Saya hanya mengingatkan bawa sekolah ini tetap benar-benar luar biasa berdasarkan pada rekam jejak yang ada.

            Jadi tunggu apalagi? Sudah terlampau banyak alasan untuk menjadi murid SMA Negeri 5 Surabaya. Kita akan memiliki pengalaman yang sangat berharga dan tidak biasa di SMA Negeri 5 ini. Bersyukurlah! Untuk kalian yang sudah dan sedang menempuh pendidikan di sekolah ini. Dan berdoa dan bekerja keraslah! Untuk kalian yang ingin menempuh pendidikan di sekolah ini. Karena sekolah ini tidak hanya tempat untuk belajar biasa melainkan tempat luar biasa untuk belajar hal-hal yang luar biasa! So, come and join us! To become one of the leaders of nation and civilization.. 

*Oleh: Danang Sugiarto
Ketua Perisai 2010
Mahasiswa Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB)
Institut Teknologi Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar