Selasa, 26 Juni 2012

Jadwal 2012 !

No
Jenis Kegiatan
SMP
SMA
Keterangan
1.
Pendaftaran RSBI
20 Juni 2012 pkl. 08.00
s.d.
23 Juni 2012 pkl. 14.00
20 Juni 2012 pkl. 08.00
s.d.
23 Juni 2012 pkl. 14.00
Internet atau ke Sekolah
2.
Verifikasi
20 Juni 2012 pkl. 08.00
s.d.
23 Juni 2012 pkl. 12.00
20 Juni 2012 pkl. 08.00
s.d.
23 Juni 2012 pkl. 12.00
Untuk Luar Kota, Tahun Lalu dan Mutasi.
Internet atau ke Sekolah
3.
Pengambilan No Tes Rekomendasi
23 Juni 2012 pkl. 20.00
s.d.
25 Juni 2012 pkl. 20.00
23 Juni 2012 pkl. 20.00
s.d.
25 Juni 2012 pkl. 20.00
Untuk Luar Kota, Tahun Lalu dan Mutasi.
Internet atau ke Sekolah
4.
Tes Bahasa Inggris
26 Juni 2012
pkl. 08.00 s.d. pkl. 10.00
26 Juni 2012
pkl. 08.00 s.d. pkl. 10.00
Oleh : PTN
5.
Tes Matematika
26 Juni 2012
Pkl. 10.30 s.d. pkl. 12.30
26 Juni 2012
Pkl. 10.30 s.d. pkl. 12.30
Oleh : PTN
6.
Tes IPA
27 Juni 2012
pkl. 08.00 s.d. pkl. 10.00
27 Juni 2012
pkl. 08.00 s.d. pkl. 10.00
Oleh : PTN
7.
Pengumuman
29 Juni 2012 pkl. 08.00
29 Juni 2012 pkl. 08.00
Internet
8.
Daftar Ulang
29 Juni 2012 pkl. 09.00
s.d.
30 Juni 2012 pkl. 14.00
29 Juni 2012 pkl. 09.00
s.d.
30 Juni 2012 pkl. 14.00
Sekolah
9.
Tahun Ajaran Baru
9 Juli 2012
9 Juli 2012
Sekolah
10.
Pelaksanaan MOS
9 Juli 2012
s.d.
11 Juli 2012
9 Juli 2012
s.d.
11 Juli 2012
Sekolah

Sabtu, 23 Juni 2012

Kata Smalane

Aku lulus dari Unas 2010 dengan nilai 35,90. Bukan nilai yang menggembirakan, karena setelah mengecek di website PPDB (waktu itu masih bernama PSB) ternyata aku termasuk rata-rata bawah peraih nilai Unas di Surabaya. Sementara itu, banyak temanku yang mendapat nilai lebih tinggi daripadaku. Mustahil kalau aku tidak kecewa saat itu.

Aku tak pernah menetapkan SMA impian, bahkan setelah nilai Unas diumumkan. Dengan nilai segitu, aku paling-paling hanya akan diterima di sekolah biasa. Tapi aku sadar bahwa aku punya potensi lebih. Aku tidak akan puas ketika diterima di sekolah yang rata-rata saja, karena aku yakin bahwa aku sebenarnya bisa melakukan lebih daripada itu.

Tanpa ada bayangan apapun sebelumnya, aku mulai mencari tahu tentang sekolah favorit di Surabaya. Karena predikat favorit sering disamadengankan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional, aku mulai mencari informasi tentang SMA-SMA RSBI. Aku sempat kecewa ketika diberitahu bahwa nilai minimal Unas untuk mengikuti tes RSBI adalah 36,00. Tapi untunglah segera setelah itu diumumkan bahwa nilai minimal untuk mengikuti RSBI sudah diturunkan menjadi 34,00. Artinya harapanku masih belum pupus.

Dari informasi yang kudapat, SMA yang paling diincar di Surabaya adalah SMA Negeri 5 Surabaya. Saat itulah pertama kalinya aku mulai mendengar nama itu (ya, benar-benar pertama kali). Aku bahkan tidak tahu di mana letak sekolah ini, seperti apa suasananya, atau seperti apa prestasinya yang dibangga-banggakan itu. Yang jelas, aku hanya tahu (atau diberi tahu) bahwa ini adalah sekolah terbaik yang bisa kumasuki.

Tentu saja memilih masuk Smala adalah pilihan nekat. Aku benar-benar buta dengan suasana persaingan saat itu. Aku tidak tahu siapa saja yang menjadi kompetitorku. Bahkan dengan tanpa sungkan-sungkan aku yang lulusan sekolah pinggiran mendaftar ke Smala. Sebagai catatan, sekolah RSBI waktu itu nyaris hanya diincar oleh jebolan SMP papan atas di Surabaya bahkan Jawa Timur. Aku sempat diragukan oleh satu-dua orang. Tapi sebagaimana watak orang Surabaya yang bondo nekat, aku cuek-cuek saja dengan itu.

Aku tak tahu seperti apa tes RSBI nantinya. Jangankan untuk tahu tentang try out, untuk dapat informasi soal RSBI saja aku bingung harus ke mana. Aku menolak ikut les atau intensif apapun. Praktis, satu-satunya andalanku adalah buku-buku soal yang kugunakan untuk belajar menjelang Unas. Dan lucunya lagi, aku merasa bahwa belajar dengan itu saja sudah cukup. Suatu kebodohan yang di kemudian hari benar-benar membuatku bersyukur. Karena ternyata hampir semua kompetitorku adalah mereka yang ikut try out dan menjalani les serta intensif-intensif. Di antara mereka pun banyak yang harus gugur.

Hari tes pun tiba. Dengan segala persiapan pas-pasan itu aku berangkat menuju tempat tes di salah satu SMA komplek (aku masih tidak tahu letak Smala waktu itu, kebacut kan?). Rasanya bak tersambar petir waktu membaca soal pertama di hari itu (kalau tidak salah waktu tes Matematika). Aku mencoba mengerjakan dengan apa yang sudah kupelajari sebelumnya. Dan alhamdulillah, ternyata ada beberapa yang masih bisa terjawab.

Saat keluar ruangan, aku merasa sudah kalah dalam usaha nekat ini. Aku melihat peserta-peserta tes lainnya. Aku melihat wajah-wajah yang penuh kepercayaan diri, berjalan menyusuri koridor sekolah menuju gerbang sambil membahas apa yang tadi sudah mereka kerjakan. Saat pulang dari tes RSBI, aku sudah jauh-jauh membuang pikiran untuk bersekolah di SMA terbaik di Surabaya. Bahkan sebenarnya aku tidak berniat membuka pengumuman hasil tes RSBI, kalau tidak karena penasaran. Aku memilih fokus untuk mencari sekolah lainnya.

Singkatnya, malam pengumuman tiba. Aku dengan setengah hati membuka website PSB dan menunggu pengumuman dengan setengah yakin (bahwa aku tidak akan diterima). Tapi aku bagaimanapun juga berusaha untuk menaruh sedikit harapan.

Saat hasil sudah diumumkan, aku terbelalak. Tulisan “DITERIMA DI: SMA NEGERI 5 SURABAYA” benar-benar susah dipercaya sampai aku me-reload (membuka ulang) halaman itu berkali-kali. Setelah aku yakin bahwa aku tidak salah baca, aku langsung bersujud syukur lalu memberitahu orang tuaku.

Aku terheran-heran sebenarnya, bagaimana aku bisa diterima? Tapi aku percaya ini tak lepas dari kehendak Yang di Atas. Apapun yang diberikan Tuhan, tak ada yang bisa merenggutnya sebagaimana tak ada yang bisa mengambil kembali apa yang telah direnggut-Nya.

Barulah saat daftar ulang aku pertama kali datang ke sekolah baruku ini. Gedung yang besar dan megah, juga suasana yang nyaman benar-benar tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Setelah gerbang masuk, sudah bertengger piala-piala yang besar ukurannya baru pertama kali kulihat. Di kemudian hari, aku baru tahu bahwa sekolah ini adalah salah satu sekolah terbaik di Indonesia. 

Aku bersyukur dan bangga telah menjadi bagian dari sekolah yang baru kukenal satu setengah bulan ini. Semua kekecewaan dan kenekatan itu terbayar lunas sekarang. Tapi jika kamu berpikiran bahwa ini adalah akhir dari kisahku, itu salah besar.
 
Selamat Datang Generasi Hebat Calon Pemimpin Peradaban

Kisah sebenarnya justru baru dimulai dari sini. Perisai 2010, sebuah ajang yang membuatku menanggalkan semua kebanggaan yang kurasakan sebelumnya. Ini adalah tempat bagi Smalane, warga salah satu almamater terbaik di Nusantara, mengenal hakikatnya sebagai calon pemimpin peradaban. Inilah titik nadir yang akan mengubah jalan hidup kami.

Hidup di Smala tidak akan lepas dari belajar. Bukan hanya di kelas, lab, atau perpustakaan. Bukan hanya nalar yang dididik di Smala, tapi juga moral dan karakter. Baik itu dalam pelajaran ataupun organisasi, semuanya akan memberimu pembelajaran-pembelajaran tak ternilai.

Jika kamu siap menjadi seorang calon pemimpin peradaban, jika kamu siap untuk merajut kisahmu yang luar biasa, maka jangan pernah berkecil hati untuk memilih Smala.

Be the leader, be Smalane!

Ditulis oleh
Antariksa Akhmadi XII IA-9 NIS. 17657

Jumat, 22 Juni 2012

SMALA..... Yakin Ta Kalo Aku Bisa?

SMA Negeri 5 Surabaya? Apa harapan dan targetku tidak terlalu muluk-muluk untuk seorang siswa dari SMP pinggiran seperti aku?

Aku berasal dari SMP yang muridnya memang terkenal nakal, lokasi di pinggiran, dan kalau hujan diliburkan karena banjir. Reputasi SMP ku memang tidak terlalu bagus. Tapi, aku tidak membiarkan keadaan seperti itu membuatku terpengaruh oleh lingkunganku. Aku terus dan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik di sekolahku dulu, dan alhamdulillah meraih ranking 1 secara konstan.


Tiba saatnya saat kelas IX, saat penentuan ke arah mana kah aku akan membawa hidupku? Pilihan itu pun kujatuhkan kepada Smala saat aku memulai perjuanganku. Jujur saja, aku baru tahu kalau Smala itu keren saat aku kelas IX. Tapi saat aku mendengar kata ‘Smala’, aku tahu bahwa sekolah itu bukan sembarang sekolah, entah kenapa.


Kakak kelas angkatan atasku yang masuk Smala hanya 1 orang, dan ia adalah orang PERTAMA yang diterima di Smala dari SMP ku. Itu pun menjadi penyemangatku agar setidaknya aku harus bisa mewakili SMP ku di Smala pula, seperti halnya kakak kelasku.


Dan akhirnya, keputusanku sudah bulat. Aku HARUS masuk Smala.

“SMA NEGERI 5 SURABAYA, YES!”


Sejak H-108 kucorat-coret dinding di kamarku dengan spidol marker warna silver dengan tulisan itu, di sisi dinding yang kulihat saat aku berada di atas tempat tidurku. Tulisan itu besar, mengandung arti yang besar pula. Saat akan tidur kupandangi terus tulisan itu, mencoba membayangkan diriku yang sudah diterima di Smala dengan seragam putih biru, mengenakan pin Smala, dsb. Pasti rasanya menyenangkan bila mimpiku itu terwujud.


Aku menelusuri perjalanan selama setahun di kelas IX dengan berbagai manis pahitnya kenangan, hingga akhirnya aku memulai nafas di H-30 UNAS. Mulai hari itu hingga saat UNAS, aku terus berjuang sebisa mungkin agar aku mampu meraih nilai yang bagus dengan USAHA SENDIRI dan bisa membahagiakan orang tua nantinya. Bahkan aku harus merasa bahwa aku memang berusaha lebih kuat daripada orang lain.
Mengapa?


Karena saat SD aku gagal membuat orang tuaku naik ke atas panggung untuk menerima penghargaan sebagai 10 peraih nilai UASBN tertinggi se-SD. Aku ingin membayarnya saat SMP ini.


Intensif UNAS sudah kujalani, berbagai bimbel kuhadiri, les privat pun kuikuti. Pelajaran yang paling tidak kusukai, yaitu Fisika, kutekuni dengan sangat. Berpuasa senin-kamis, Tahajjud setiap malam, semua usaha yang bisa kulakukan telah kulakukan. AKU INGIN BERHASIL! HARUS!
* * *
Saat UNAS, alhamdulillah aku mengerjakan semuanya sendiri. Meskipun memang hampir semua siswa di SMP ku melakukan kecurangan saat UNAS, alhamdulillah aku tidak. Aku harus percaya dengan kemampuanku.


Telah tiba saat pengumuman hasil UNAS. Jantungku berdebar bukan main, aku grogi saat menunggu pengumuman itu. Dan pada pukul setengah 11, guru Matematika SMP ku mengirimiku SMS. Isinya?
DETARA NABILA P.
NEM: 37,35
IPA: 9,75 MAT: 9,00 B. INDO: 8,80 B. INGGRIS: 9,80

Sontak aku meloncat dan bersujud syukur, berteriak kepada orangtuaku dan aku pun menangis, usahaku tidak sia-sia rupanya. Keputusanku untuk tetap berada di jalan kejujuran memang berhasil. JUJUR = MAKMUR! Dan alhamdulillah, aku adalah pencapai Nilai Akhir terbaik di SMP ku, akhirnya orang tuaku bisa memberikan pidato saat pembagian raport dan ijazah sebagai wakil dari pencapai NA tertinggi se-SMP. Kini tinggal satu perjuangan lagi yang harus kutempuh: TES RSBI! Ya, satu langkah lagi untuk bisa bersekolah di Smala.


Aku berjuang mati-matian demi itu, setiap hari kulalui dengan belajar, belajar, dan belajar. Les, persiapan untuk TOEFL untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris, dan juga: TRY OUT PERSIAPAN RSBI SMALA.


Saat TO itu, aku mendapat ranking yang lumayan buruk, tapi masih tidak berada di bawah. 512 dari 2000an peserta. Aku sempat agak down, karena melihat opponent2 dari Spensa, Spensix, Spega, dsb yang memang adalah sekolah unggulan. Bandingkan dengan aku yang dari SMP pinggiran!


Tapi aku tidak membiarkan hal itu berlarut2 terlalu lama, aku mengikuti pembahasan yang juga diadakan Smala, meningkatkan porsi belajar dan latihan soal. Aku harus bisa! Karena ini kebutuhan, bukan kemauan.


Selain itu, saat perjuanganku menempuh usaha agar bisa masuk di Smala pun didukung oleh kakak2 yang berada di Smala yang bahkan sebelumnya belum aku kenal. Aku masih ingat kata2nya, “Aku tunggu kamu di Smala, dek.” Bagaimana aku bisa mengecewakannya? Aku harus bisa membuat kakak2 yang sudah mendukungku percaya kalau aku memang mampu.
* * *
Saat tes. Aku agak merasa tidak PD, karena soal Matematikanya lumayan, aku mengerjakan hanya mengandalkan nalar dan logika untuk memecahkan soal yang aku tidak tahu. Bahasa Inggris alhamdulillah lancar, IPA juga lumayan. Kini, yang bisa kulakukan hanyalah berdoa, berdoa, dan berdoa.


H-1 pengumuman. Ada isu bahwa hasil tes RSBI sudah keluar. Aku hanya bisa berdoa, dan berusaha untuk tidak memikirkannya agar tidak nervous. Aku menonton DVD di kamar karena saat itu sekeluarga pergi ke supermarket, tetapi pada jam setengah 10 malam tiba2 teman baikku menelepon aku.
Aku: “Ya, halo?”
Teman: “Eciye, anak Smala.”
A: “Ha? Apaan?”
T: “Haduh anak Smala nih gayaaa~”
A: “Lhe…” *speechless
T: “CIYE KETERIMA DI SMALA. SELAMAT YAAA. TRAKTIRAN DUMS.”
A: “HA SUMPAH SERIUS?!”
T: “IYAAA! Coba liaten ta di PPDB lak ada. Aih, anak Smala. Udahan ya, bye~”
Aku langsung menangis. Menangis. Bersujud syukur. Menangis dan membayangkan bagaimana reaksi orang tuaku ketika mengetahui hal ini. Aku coba mengecek di PPDB dan ada. Namaku ada. NAMAKU TERTERA SEBAGAI SISWA YANG DITERIMA DI SMA NEGERI 5 SURABAYA.


Spontan, aku langsung menelepon ayahku. Reaksi ayahku adalah menangis pula, terharu. Akhirnya aku berhasil. Ya, aku berhasil! Aku berhasil mencapai ambisi terbesarku selama berada di kelas IX ini! Tak ada yang tak mungkin, aku bahkan bisa mengalahkan anak2 dari SMP unggulan itu! Aku jadi agak menyesal, mengapa aku sempat minder dari mereka? Alhamdulillah aku ternyata memiliki kemampuan lebih, sekolah asal tidak selalu menentukan tingkat intelejensia seseorang.
* * *
Saat aku berbaring di atas kasur, aku kembali melihat tulisan besar di dinding kamarku itu. Aku tersenyum tiada henti. Kemudian, aku memutuskan untuk sedikit ‘memodifikasi’ tulisan itu. Aku memanjat ke atas lemariku, melingkari tulisan ‘SMA NEGERI 5’ itu, mencoretnya sebagai tanda hal itu sudah tercapai, dan menuliskan sesuatu di bawah lingkaran itu. Aku menatap tulisanku itu lama, dan tersenyum, lalu beranjak tidur dan segera membayangkan bagaimana saat aku menginjakkan kakiku di Smala sebagai siswa untuk pertama kalinya.

SMA NEGERI 5 SURABAYA, YES! MISSION ACCOMPLISHED! NEXT MISSION: KETERIMA JALUR UNDANGAN! AMIN!”


Ditulis Oleh :
Detha Prastyphylia.

Rabu, 20 Juni 2012

Like - Liku Perjuangan

Assalamualaikum  Wr. Wb.

                Perkenalkan namaku Reno Albra dari kelas X-8. Aku akan menceritakan mengenai perjuanganku menuju SMALA. Saya berasal dari SMPN 6 Surabaya. Di SMP, aku tidak seberapa menonjol dan tidak seberapa diandalkan dalam berbagai hal.

Kisah ini dimulai sekitar 1 tahun yang lalu,. Saat Hari H pengumuman UNAS

            Pagi itu sekitar pukul 09.00 pagi aku baru saja sampai dari rumah temanku. Sesampainya dirumah aku segera membuka website pengumuman www.ppdbsurabaya.net. Rasa dag dig dug pun semakin kencang saat aku mulai memasukan nomor unasku di website tersebut 01-021-112-9 ya, itu nomor ujianku. Akhirnya, website ppdb mulai menunjukkan nilai ku dan aku sangat SHOCK begitu melihat nilai akhirku yaitu 34,75. Aku begitu lemas ketika melihat teman-temanku yang mempunyai nilai yang sangat tinggi yaitu 37 dan 38. Aku pun mulai meneteskan air mataku saat melihatnya, aku mengira bahwa harapanku untuk menembus SMALA sangatlah kecil bahkan tidak ada dikarenakan nilai unas yang begitu kecil.

            Aku membuka pintu kamarku dengan sangat sedih, aku menyesali nilaiku. Suatu ketika ibuku membuka kamar dan mulai menanyakan kepadaku  mengenai nilaiku. Saat aku menjawab ibuku terlihat sedih namun ibuku bangga padaku karena memang aku mengerjakan tanpa JOKI. Ibuku mulai mengelus rambutku dan berkata.

“NAK, itu hanya NILAI  ANGKA perjuangan yang sebenarnya baru saja akan dimulai. Itu adalah langkah awalmu. Jadikan itu sebagai cambukanmu jangan jadikan itu sebagai bebanmu karena ALLAH mengetahui apa yang terbaik bagimu”

            Ketika aku mendengarkan kalimat itu, perlahan-lahan aku mulai membuka pikiranku dan aku berpikir “Ngaps nangis, perjuangan baru akan dimulai FIGHT FOR SMALA” . Aku mulai menjalani hari-hariku dengan belajar dan beribadah seperti biasanya. Namun, memang aku kali ini agak lebih ngoyo karena aku tercambuk oleh nilaiku yang pas-pasan itu dan SEMANGAT dari ibuku.

            Tibalah suatu hari dimana itu adalah hari pengisian  formulir  PPDB aku bingung untuk menentukan pilihanku. Aku takut untuk memilih SMALA dan lebih memilih 2 sekolah RSBI lainnya. Aku takut akan konsekuensi nya. Aku takut terlempar. Ya, begitulah perasaanku. Aku hampir 2 jam di depan laptopku dengan rasa bimbang, galau, dan takut. Namun, tiba-tiba aku mendapat pencerahan untuk memilih SMALA sebagai pilihan pertama dan orangtuaku mendoakan. Akhirnya kupilh SMALA sebagai tujuan dan pilihan pertamaku. Aku berpikir bahwa pilihanku sangat beresiko ini adalah DO or DIE bagiku, mengingat danemku pas-pas an dan jarang yang mau menerima danem paspas -an.

KUTULISLAH INI DISELEMBAR KERTAS

           
            Itulah tulisan MOTIVASIku saat akan menjalani hari “Road to SMALANE”. Aku membuat itu karena aku bersungguh-sungguh ingin masuk SMALA. Tulisan seperti itu sangat membantuku  saat aku dilanda ketidaksemangatan. Tiap waktu aku terus membaca itu di sertai dengan IKHTIAR.

            Tibalah hari H tes SBI. Pada saat sampai di SMAN 1 Surabaya, tempatku tes. Aku mulai melesu karena aku melihaat koridor yang penuh dengan orang belajar. Aku memustuskan tidak akan mereview ulang karena aku merasa saat ini yang dibutuhkan adalah doa dan semangat. Aku mulai menapakkan kakiku ke masjid untuk sholat dhuha. Aku menghabiskan waktuku untuk berdiam di masjid. Bel pun berbunyi dan aku bergegas menuju ruangan dengan langkah mantap dan pasti. Akupun melewati hari H tes SBI dengan kegiatan dan rutinitas yang sama.

            Tibalah Hari H pengumuman Tes RSBI, aku yang dag dig dug karena aku kuatir dengan nilaiku yang pas-pasan itu, aku pun mulai memasukkan nomorku dan ALHAMDULILLAAAAH aku diterima di Smala. Aku pun segera ke kamar Ibuku yang sedang sakit, aku langsung memeluknya dengan meneteskan air mata bahagia.

            Saat suka cita, aku mendengar kabar bahwa ada temanku (dari sekolah lain) yang ketika UNAS men JOKI mendapatkan nilai sangaaaaaaaaaaat tinggi itu tidak di terima di sekolah RSBI. Aku mulai tahu suatu hal yaitu perkataan ibuku

“USAHA dan DOA pasti akan dikabulkan oleh Allah cepat atau lambat”
“Allah itu maha adil”
“Nak, kesuksesan itu gabungan dari doa dan usaha”
“Percaya kepada kemampuan sendiri adalah sesuatu yang langka saat ini”

TULISAN INI AKAN MENJADI SAKSI BISU PERJUANGANKU.



AYO  ADEK ADEK KALIAN PASTI BISA LEBIH
KALIAN GENERASI YANG HEBAT
PILIHLAH APA YANG KAMU PILIH 
IKUTI KATA HATI
SESULIT APAPUN RINTANGAN PASTI
BISA KALIAN LALUI
DENGAN 
USAHA DOA RESTU
SEMANGAAAAAAAAAAAAAAAT

Ditulis oleh:
Reno Albar - Pengawas II MPK Periode 2011-2012

Secuil Kisah Ku

ini ceritaku tentang semangat:

Dulu aku masih siswa SMP yang tiap harinya dipenuhin tentang pembicaraan seputar dunia SMA. Ya itu aku saat aku di kelas 9 SMP yang sudah menentukan pilihan SMA tujuan. 

Aku ingin masuk SMAN 5 Surabaya. itu mimpiku dari aku masih duduk di bangku sekolah dasar. mungkin ketika banyak orang yang aneh dengan SMA impianku tapi aku menganggapnya biasa saja, bagiku itu impianku, itu masa depan yang kuinginkan. salah satu faktor yang mungkin muncul adalah aku itu murid SMPN 1 Jember, aneh rasanya kalo aku pengen sekolah di luar kota, Surabaya, dan sekolah itu termasuk sekolah terbaik di Indonesia. tapi aku tetap berpegang teguh pada keinginanku. aku dalam hati menanamkan kata-kata yang pasti "AKU HARUS BISA MASUK SMAN 5 SURABAYA"

aku telah menjalani semua step-step yang memang harus aku lakukan sebagai seorang siswa kelas 9 SMP. dari mulai ujian sekolah, les yang tiada hentinya, ujian nasional, ujian praktek, masa-masa stres dan seterusnya. saat aku menjalani ujian nasional, yang aku tanamkan hanya "nem kudu diatas 34, kalo nggak yo nggak iso". aku menjalani UNAS dengan semaksimal yang aku bisa. dan alhamdulillah aku bisa diatas 34,00 malah cenderuh ke bagus. 38,75 itulah nemku.

ujian masuk SMA pun semakin dekat. inilah mungkin masa-masa terberat dalam hidupku. kau tau kenapa? beberapa hari sebelum aku melaksakan ujian masuk SMA di Jember ini, mamaku masuk rumah sakit dan harus menjalani operasi. aku sering tidak diijinkan menginap di rumah sakit yang sebetulnya aku ingin sekali hanya karna aku akan menghadapi ujian masuk SMA ini. sedih memang. tapi memang ini yang harus aku jalani.

meskipun aku ingin masuk SMAN 5 Surabaya tapi aku tetap mencoba untuk masuk ke sekolah RSBI yang ada di kotaku. aku telah mengikuti ujian masuk itu. namun hasilnya membuat aku mengelus dadaku sendiri. NYARIS!! dari total 245 anak yang diterima aku adalah urutan 242. mungkin banyak yang menanyakan "Loh kok bisa nggak masuk?", karena ada anak-anak yang masuk lewat jalur prestasi. sakit memang. saat itu setelah aku melihat pengumuman itu, aku mendatangi rumah temanku untuk mendatangi acara makan-makannya. taukah kau saat aku berada di acara itu apa yang teman-temanku ucapkan padaku? "Selamat ya, Met diterima." aku hanya terdiam ditempat, mencoba menutupi perasaanku yang sebenarnya, aku tersenyum palsu di depan mereka. "Selamat buat apa? aku lo nggak masuk." sakit bukan? dengan nilai unas yang sudah di atas rata-rata tapi kau tetap nggak bisa di terima di SMA favorit di kotamu? sakit memang, sakit, tapi aku mencoba menutupi perasaanku. tak ada sebutirpun air mata yang jatuh saat di acara temanku itu setelah melihat pengumuman itu. bisakah kau bayangkan bagaimana rasanya?

acara di rumah temanku telah selesai, aku mengantar temanku pulang, lalu aku pulang ke rumahku. aku membuka pintu rumah masih dengan perasaan yang bisa aku tahan. aku masih menebarkan senyumku saat masuk ke rumah. aku berjalan ke arah kamar yang sengaja disiapkan untuk mama yang baru saja menyelesaikan masa operasinya. langkah demi langkah aku berjalan. aku mendekati mama yang saat itu sedang tidur-tiduran. air mataku menetes satu per satu. "Mama maaf, aku nggak diterima" mamaku menghadapi dengan senyumannya bertanya, "Udah keluar ta hasilnya?". aku menjawab dengan tangisan yang diikuti sesegukan "udah ma", kemudian beliau menjawab dengan sangat bijak, "ya udah mungkin usahamu yang kurang, atau mungkin Allah punya rencana yang lebih indah dari pada itu, udah nggak usah nangis, ambil wudhu terus sholat minta sama Allah sana." aku masih belum bisa mengendalikan emosiku,tapi aku mengikuti kata-kata beliau, aku mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat, aku menceritakan semua perasaanku pada Allah, karena aku tahu Allah itu Maha Mendengar.

saat itu jika aku tidak salah 1 bulan sebelum pelaksanaan ujian RSBI di Surabaya. aku memang sempat nge-down saat itu tapi aku tetap berusaha untuk bisa di terima di SMA yang aku inginkan. bahkan, aku melakukan semua yang harus aku lakukan, aku berusaha semaksimal mungkin yang aku bisa, dan yang pasti aku terus berdoa agar aku bisa di terima di SMAN 5 Surabaya. aku melakukan semuanya jauuuuuuuuuuuuuuh lebih keras dari sebelumnya. 

suatu ketika aku mendapat info dari mama bahwa SMALA melaksakan try out RSBI. mama menyuruhku untuk ikut dalam try out itu supaya setidaknya aku tahu soal-soal tes RSBI itu gimana. Aku berangkat dari Jember ke Surabaya hanya sendiri tanpa di dampingi mama atau papaku. bukan hal yang biasa untuk anak SMP berangkat sendiri ke Surabaya, tapi aku tidak bisa memaksakan kehendakku untuk di temani. aku tetap melaksanakan semuanya seperti yang harusnya terlaksana. aku melaksanakan try out seperti biasanya, dengan kemampuan maksimal yang aku bisa, dan hasilnya......aku ranking 25 dari 700an orang yang mengikutinya. sungguh aku tidak percaya, karena tak jarang aku berpikir pesimis "aku ini orang Jember mana bisa aku nyaingi anak Surabaya". tapi inilah kenyataannya, aku ranking 25. sungguh aku sangat bersyukur. setelah aku melaksanakan try out itu aku kemudian pulang ke Jember.

aku belajar sebisa mungkin. aku berusaha semaksimal mungkin. bahkan aku yang awalnya tidak pernah tau apa yang namanya pelajaran kimia, setiap harinya tidur bersama mama untuk mendapatkan intensif dari beliau, meskipun beliau sudah banyak yang lupa tentang materi kimia, beliau tetap mengajariku tentang kimia dengan mengandalkan ingatan beliau dan buku kimia yang telah kami beli. sepanjang hari sampai mendekati ujian RSBI aku tetap belajar dengan rajin dan tekun. berusaha semaksimal mungkin agar aku tidak gagal seperti sebelumnya.

sehari sebelum hari h ujian aku berangkat ke Surabaya yang seperti sebelumnya tanpa ditemani siapapun. papa sedang sibuk dengan sekolahnya sehingga ia harus pergi ke Jogja untuk menyelesaikannya, sedangkan mama memang belum boleh kemana-mana sama dokter, jadi mama harus tetap di Jember. aku berangkat seorang diri dengan perasaan yang............campur aduk. takut, sedih, bimbang, gelisah, semuanya bercampur jadi satu. tapi dalam hatiku aku tetap mencoba meyakinkan bahwa ya, aku bisa! AKU PASTI BISA!

hari telah berganti, dan saat ini merupakan hari h pelaksanaaan ujian RSBI. aku mempersiapkan diriku pagi hari, kemudian aku langsung berangkat ke SMALA untuk pelaksaannya. Perasaanku.....aku sudah tidak bisa menggambarkannya. orang tua yang tidak ada di sampingku, pemandangan anak-anak yang ditemani orang tuanya, perasaan takut, dan lain sebagainya aku rasakan. aku meminta doa kepada mama dan papa. 

*message to papa*
aku: pa doain aku ya
papa: "selalu"

walau hanya sekata balasan dari beliau tapi rasanya sungguh tak bisa di tandingi. aku tanpa sadar telah meneteskan air mata dari mataku.perasaan ini sangat berat bagiku. pengalamanku ini mengajarkanku untuk menjadi orang yang tegar. bel telah berbunyi, aku berjalan ke arah kelas yang akan kujadikan tempat ujianku. setelah pengawas masuk, aku dan anak-anak lain mengikutinya. aku berjuang bersama dengan mereka. setelah selesai mengerjakan ujian RSBI aku langsung pulang. 2 hari dari hari pelaksanaan hasil ujian akan diumumkan . aku hanya bisa berdoa kepada Allah supaya apa yang aku impikan selama ini terjadi. 

2 hari telah berlalu, perasaan itu deg-degan aku rasakan. apakah mungkin aku bisa mengikuti jejak kedua kakakku, apakah mungkin aku bisa jadi smalane, semua pertanyaan itu berkeliaran di pikiranku. aku mencoba tetap menenangkan diri. aku mencoba menutup mataku agar aku tidak tambah ndredeg. dalam hatiku aku uapkan "Apapun hasilnya, aku sudah berusaha semaksimal mungkin." 

setelah beberapa jam aku tertidur, hpku berbunyi. papa menelponku. 
papa: "selamat ya dek kamu keterima."
aku: "keterima dimana pa?"
papa: "di SMAN 5 Surabaya"

aku langsung melompat dari kasur, berlari menuju kamar kakakku. dan menyuruhnya membuka situs pengumuman, tapi ternyata aku sudah terlambat dia sudah membukanya untukku. namaku terpampang di situ dengan tulisan di terima di pilihan 1, SMAN 5 Surabaya. sejujurnya aku tidak bisa mengungkapkan betapa bahagianya aku saat itu, aku langsung sujud syukur kepada Allah karena telah mengabulkan semua doaku. aku telah melewati semua hari-hari berat, dari mulai mama masuk RS, ujian masuk nggak ditemenin mama, daftar ulang sendiri, dll. sungguh itu sebuah anugerah yang diberikan Allah padaku. Terima kasih Ya Allah :)

lalu bagimu yang sedang kehilangan atau kurang semangatmu ataupun sedang pesimis akan dirimu sendiri, tidakkah kau lihat pengalamanku ini. Allah bersama orang-orang yang selalu berusaha dan mendekatkan diri padanya. Kawan, tetaplah berusaha apapun itu yang sedang kau usahakan. tetaplah menjadi seseorang yang optimis, tetaplah berusaha, dan janganlah engkau lupa akan berdoa kepada Allah SWT. tanamkan dalam jiwamu untuk tetap berusaha, dan berdoa. janganlah engkau putus asa, karena sesungguhnya Allah tidak suka hambanya yang berprasangka buruk. Keep fighting! ^^

Ditulis oleh:
Mentari Zaurasari - Korbid Sekretariat S2LC 2012